Kamis, 16 April 2009

Motivasi 1: Masalah


Motivasi 1: Masalah


Masalah…hmm, sepertinya hidup kita gak pernah lepas dengan kata yang satu ini, tapi benarkah bila hidup kita selalu dalam masalah? Benarkah yang kita hadapi adalah benar-benar masalah? Atau kita lebih suka menyebutnya menghadapi masalah daripada yang lainnya? Dengan kata lain hal-hal yang mungkin belum tentu masalah yang sebenarnya tapi kita samaratakan atau samaartikan sebagai masalah dengan alasan yang gak perlu yang cenderung memperberat hidup kita yang memang sudah berat pada akhirnya.


Penulis mencoba untuk membuat gambaran yang mungkin dapat memberikan pencerahan atau seenggaknya pola pikir yang baru tentang apa arti masalah yang sebenarnya. Tulisan ini gak bermaksud menggurui siapapun tapi lebih kearah memberikan pendapat penulis yang selama ini mendengarkan curahan hati alias curhat beberapa orang yang merasa memiliki masalah padahal menurut penulis yang mereka sampaikan bukan masalah yang sebenarnya, lantas…apa yang mereka hadapi? Mari kita bahas topik ini dengan sejelasnya dan sekemampuan penulis dengan pemahaman dan pengalaman yang terbatas selama hidup.


Apa definisi masalah? Menurut penulis, sesuatu di anggap masalah bila gak nemuin jalan keluar, artinya bila yang kita hadapi masih memiliki jalan keluar berarti yang kita hadapi itu bukan masalah tapi ketidaknyamanan, jadi harus kita bedakan antara masalah dan ga nyaman tadi.


Menurut penulis (lagi…) selama kita hidup di dunia yang fana ini, gak ada suatu keadaan yang disebut masalah karena selalu ada jalan keluar dengan cara masing-masing, ada yang kita sebut pencegahan dan yang bersifat pembenahan/penyembuhan. Kalau kita ambil contoh bahwa HIV/AIDS adalah sebuah masalah, mungkin benar…tapi ada jalan keluarnya kan? Yaitu jauhi sex bebas or gunakan kondom. Terus gimana cara nyembuhin HIV/AIDS? Memang sampai sekarang belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan secara ces-pleng tapi kalau dilihat dari beberapa penelitian dunia sepertinya hanya tinggal menunggu waktu aza, contohnya pebasket NBA Magic Jhonson yang terkena HIV, sampe sekarang masih hidup kan? Artinya obat itu akan tercipta dan akhirnya HIV/AIDS bukan masalah kan?


Contoh lain adalah hubungan yang tidak direstui ortu, apakah ini masalah? Sepertinya bukan. Mari kita berpikir terbuka dengan cara berbuat yang terbaik sehingga calon mertua simpati, tapi kalau masih mentok juga, jangan anggap keadaan ini masalah tapi lebih berpikir kearah bahwa si dia bukan jodoh kita, dunia ini luas dan kita akan temukan yang terbaik.


Apa penyebab masalah? Kesimpulan yang diperoleh karena lupa. Cuma lupa yang bisa buat manusia menjadi sangat lemah dari kekuatannya yang sebenarnya. Biasanya lupa ini terbagi menjadi :

  1. Lupa pada Sang Pencipta

Ini adalah penyebab terbesar manusia memiliki masalah terus menerus dalam hidupnya. Kenapa? Karena Sang Pencipta adalah sumber segala jawaban dari pertanyaan hidup yang menurut kita tak mungkin lagi terpecahkan/terselesaikan.

Hanya seberapa jauh kita memperoleh jawaban atas kesulitan hidup kita tergantung dari seberapa dekat kita kepada-Nya. Jadi kalau masalah kita tidak juga memperoleh jalan keluar, maka bisa jadi itu ada 2 alasan mendasar yaitu :

a. Kita kurang mendekatkan diri pada Sang Pencipta

b. Tuhan masih ingin melihat usaha kita dan menguji iman kita, karena semakin sering kita di uji artinya Tuhan makin sayang pada kita. Percayalah!!!!!

  1. Lupa Bersyukur

Nah…inilah yang sering menimpa kita yang kurang berpikir, kenapa? Karena kita selalu merasa yang paling menderita, paling susah dan segala paling di dunia ini, padahal sebenarnya masih ada yang lebih menderita daripada kita kalau kita mau berpikir, melihat dan bersyukur.


Penulis mendapat curhat dari seseorang wanita yang merasa tidak nyaman dengan orangtuanya di rumah karena selalu marah dan terus menanyakan kapan akan menikah, sehingga pikiran dia menjadi penuh dengan amarah dan omelan orang tuanya dan pikiran itu terbawa sampai ke tempat kerja. Dia merasa stress berat dan jadi cenderung pendiam. Dia datang ke penulis untuk curhat dan setelah selesai, penulis hanya memberikan jawaban singkat yaitu seharusnya dia bersyukur masih punya orang tua meskipun cerewet, karena banyak anak-anak lain yang harus tinggal di panti asuhan yang tidak pernah mengenal orang tuanya karena telah meninggal sejak mereka lahir atau di buang oleh orang tuanya karena sebab-sebab yang tidak bertanggung jawab. Jangankan untuk mendengarkan mereka bicara, wajah mereka pun mereka ga tahu, jadi seharusnya kita bersyukur karena masih memiliki orang tua yang meskipun cerewet atau marah kita masih bisa melihat mereka, kita masih bisa bicara dengan mereka, kita masih bisa melihat mereka hidup, kita bisa berusaha membalas budi mereka dan kita masih bisa meminta maaf secara langsung ke mereka bila kita salah atau saat lebaran tiba. Bener gak Pembaca?


Sepertinya, sampai di sini renungan ini, semoga tulisan ini dapat bermanfaat buat rekan-rekan yang ingin memiliki bank pemikiran dan mencoba untuk memperluas wawasan dan pola pikir tentang fenomena yang kita sebut masalah. Bila masih berkenan, nantikan tulisan selanjutnya dengan tema yang berbeda. Akhirnya, kesempurnaan itu adalah milik Sang Pencipta dan kekurangan sangat banyak ada pada Penulis. Wassalam dan terima kasih.